Sunday, June 07, 2009

Puisi “Kebohongan Demokrasi”

Oleh Lathifah Musa

democrazy11

Bohong kalau mereka bilang Demokrasi itu suci

DEMOKRASI adalah Musang berbulu domba

Menjaga sistem tetap berasas materi

Campakkan agama dari aturan hidup manusia

Bohong kalau demokrasi adalah jalan keadilan

DEMOKRASI adalah alat bagi eksistensi ideologi KAPITALIS

Memaksa Indonesia harus jadi pelayan

Menghamba dan jual kedaulatan kepada para IMPERIALIS

Bohong kalau mereka bilang DEMOKRASI kedaulatan di tangan rakyat

DEMOKRASI adalah KEDAULATAN di tangan PENGUSAHA

Maka seluruh UU tidak berpihak pada masyarakat

UU Migas; UU Ketenagakerjaan; UU Privatisasi Air; UU Badan Hukum

Pendidikan; UU Mineral dan batubara

Bohong kalau DEMOKRASI kekuasaan di tangan rakyat

DEMOKRASI adalah KEKUASAAN di tangan Pemilik Modal

Penguasa menjadi pengusaha terhadap rakyat.

Rakyat beli sembako, minyak dan gas dengan harga yang sangat mahal

Modal produksi minyak 500 rupiah dijualnya lima ribu

Itu pun mereka bilang masih merugi

Rugi kalau tak untung lebih dari puluhan ribu

Inginnya untung segunung dan rakyat dibiarkan mati

Lahan mata air terkapling sudah

Pompa-pompa kecil tak bisa berfungsi dan aliran air terhenti

Rakyat kini hanya bisa pasrah

Karena harus membeli air di tanah airnya sendiri

Bohong kalau DEMOKRASI menyatukan kita semua

DEMOKRASI menjadi alat untuk memecah belah.

Satu sama lain punya peluang merdeka

Desentralisasi; otonomi khusus; reverendum berawal dari modus otonomi daerah

Timor Leste menjadi sejarah

Sebuah wilayah melalui otonomi

Yang merdeka dan terpisah

Atas nama Demokrasi

Bohong kalau demokrasi adalah Jalan memperjuangkan Islam

DEMOKRASI menjadi Perangkap bagi umat

Pengemban dakwah terserang demam

Opportunis; jual beli kursi; politik dagang sapi; korbankan ideologi; melempar harga diri yang tersemat.

Bohong kalau DEMOKRASI menyejahterakan kaum perempuan

DEMOKRASI hanya tipuan

Quota 30% di legislatif dan eksekutif sekedar jebakan

Kaum ibu kehilangan nurani dan identitas diri ditinggalkan

Demi kursi, perempuan pun membuat sepakat

Dua puluh empat jam siap tinggalkan rumah

Titipkan anak-anak setiap saat

Mengganti kasih sayang dengan apapun yang bisa dibeli dengan rupiah

Bohong kalau kesetaraan itu memuliakan

GENDER hanya memecah belah rumah tangga

Antar Perempuan dan laki-laki terjadi persaingan

Perempuan pun berjuang sendiri meraih sejahtera

Bohong kalau DEMOKRASI memelihara kemanusiaan

DEMOKRASI membiarkan sekelompok rakyat terpinggirkan

Tidak pernah menyentuh ketinggian peradaban

KEARIFAN LOKAL menjadi slogan alasan

Sekelompok manusia dibiarkan berkoteka

Menyembah berhala

Menjadi tontonan masyarakat dunia

Bahwa di negeri ini masih tersisa peradaban purba

Bohong kalau DEMOKRASI memperjuangkan nilai-nilai ideal

DEMOKRASI adalah ideologi liberal.

Manusia menjadi Tuhan.

Tak boleh ada agama yang bisa mengatur moral

Bahkan fatwa pun harus ikut pada kepentingan

Halal dan haram tunduk di kaki-kaki Kiai

Yang takluk pada Mekanisme dan Prosedur DEMOKRASI

Pemuka agama tak berani jujur

Maka kehormatan umat pun hancur

Dan kini DEMOKRASI Berpesta

Untuk para Kapitalis Yang kucurkan puluhan trilyun rupiah

Di atas tangan-tangan anak negeri yang berkata

Masih kurang, mengapa tidak ditambah

PESTA DEMOKRASI kami mesti meriah

Wakil-wakil kami nanti harus hidup dengan tunjangan mewah

Rumah, kantor dan gedung pertemuan megah

Untuk rakyat cukup hanya slogan, janji dan kaos murah

DAN DEMOKRASI PUN AKAN BERPESTA UNTUK KEBOHONGAN KEBOHONGANNYA


Bogor, 27 Desember 2008

Jiwa Sebuah Orasi di Depan Kedubes AS

0 comments:

 

Home | Blogging Tips | Blogspot HTML | Make Money | Payment | PTC Review

Bergerak Berkali-Kali coz Mati hanya sekali!! © Template Design by Herro | Publisher : Templatemu